
Ada yang minta, jangan berhenti menulis. Biar berhenti menulis momen usang, tapi jangan berhenti menulis di sini. Ada orang bertanya, kenapa tak kelihatan kisah baru di sini. Sudah lama, benda sama saja. Jujurnya, aku rindu mahu menulis. Otak aku liat mahu berfikir. Tangan aku kaku mahu menaip. Aku sudah hilang ilham untuk menulis. Ilham bukan datang bergolek. Ilham bukan datang cari kita. Mereka bisa bertanya pada kita sejuta soalan. Mereka bisa mendengar cerita kita berapa kali pun. Mereka bisa membaca cerita kita sampai ke muka surat terakhir. Mereka bisa bikin apa saja. Mereka tak akan faham apa yang sebenarnya kita lalui, hakikatnya. Minta maaf, aku banyak berlakon. Emosi aku berantakan. Apa yang aku lalui enggak sama dengan apa yang kau lalui. Apa yang aku lalui dulu, enggak sama dengan apa yang dia lalui sekarang. Jalan aku hitam. Jalan dia terang. Aku bukan tidak berpuas hati. Aku cuma mencari perbedaannya. Nyata sekali besar perbedaan itu. Jadi aku terduduk. Aku ukir senyum. Aku bikin gelak tawa. Itu semua palsu belaka. Siapa saja yang tahu airmata aku deras mengalir ? Ketika aku senyum ? Ketika aku ketawa ? Tuhan di langit tinggi saja yang tahu. Aku minta diri. Tak tahan dugaan Tuhan. Banyak sangat. Berat sangat.
Tapi saat ini aku sudah nampak cahaya putih itu. Ash yang tunjukkan.